Selasa, 25 Desember 2012

Portabilitas kompor Trangia untuk camping



Cobalah pergi kelokasi camping ground saat liburan tiba. Kita akan melihat banyak pengunjung yg datang menginap dan berkemah disana sambil membawa ransel dan aneka perabotannya. Dari semua atribut yg dibawa oleh mereka, lihatlah bagaimana mereka memasak.

Yaa betul, memasak saat camping adalah bagian yg menyenangkan dari berkemah itu sendiri. Dan memasak butuh peralatannya, sebut saja kompor dan pernik lainnya (camping stoves). Camping tanpa makanan rasanya mustahil. Mana bisa kita bengong kedinginan sementara perut berbunyi karena lapar dan haus tanpa minuman hangat?

Dikalangan hikers dan peminat kegiatan outdoor, ada berbagai macam kompor dipasaran.
Salah satu nama kompor beken yg kerap dipakai adalah TRANGIA (lihat foto, 1 set trangia komplit).



Keunggulan kompor ini diantaranya:
1) Bisa dipakai diketinggian berapapun dipermukaan tanah ini, dimedan apapun.
2) Bebas macet dan awet, no pain, gak repot deh. 
3) Bahan bakar lebih fleksibel dari alkohol atau spritus.
4) Portabilitas, kelengkapan per unit, dan compactness, ringan dan mudah diselipkan diransel.
5) Mampu mensuplai makanan hingga 2-5 org secara serentak (tergantung tipe Trangia-nya).
6) All weather, masak kapanpun, dimanapun, gak peduli hujan, salju, badai, basah atau kering. 

*kriteria ini memang selalu dipakai menggolongkan fungsi kompor camping. Produsen manapun akan berpikir dg point ini, sama halnya dengan konsumennya ketika memilih kompor camping.

http://hsgautama.blogspot.com/2012/10/buat-sendiri-kompor-ala-trangia-aspal.html

Sayang, dari semua keunggulan diatas itu hanya satu "jeleknya" barang ini yakni harganya lumayan mahal.
Karena mahal, tidak semua campers mampu menikmati portablitas dari Trangia (harga tergantung tipe). Campers dari kalangan anak SMA misal, lebih suka membawa kompor minyak tanah mirip petromax. Berat memang, minyak tanahnya suka tumpah sana sini, rewel suka macet, tapi jelas murah dan mampu dibeli oleh siapapun. Solusi lain untuk mengejar sisi praktis dan portabilitas adalah membawa satu unit "Trangia-Trangia-an" alias mirip trangia tapi palsu.

Dibuat dari bahan baku kaleng bekas softdrink seperti Sprite atau Coca Cola, kaleng yg sudah dibelah jadi dua bagian itu lantas dikatupkan satu dengan lainnya. Berilah sobekan lubang yg melingkar, lalu sumpalkan tisue atau kain, dan terakhir katupkan dua kaleng itu, maka jadilah "trangia aspal" ini. Mudah sekali.

Kompor ini bisa memakai bahan bakar sama dengan Trangia asli, yakni alkohol, spiritus, atau minyak tanah.
Jeleknya hanya satu, kompor ini tidak punya tatakan cangkang untuk menopang panci atau wajan diatasnya, dia juga tidak anti badai. Karena itu, kita harus menyediakan sendiri peralatan masaknya, plus dengan cangkang wajan, dan kalau perlu tutup penahan angin. Cara petunjuk pembuatannya bisa dicek disini scottbryce dan pcthiker.

Jadi, portabilitas enga selalu identik mahal. Masih ada alternatif lain untuk membuat itu .
Sedikit repot memang, tapi ampuh juga kok buat memasak makanan.

Industri katering ditanah air juga membuat tipe yg bentuknya nyaris mirip, dipakai untuk menghangatkan makanan yg dihidangkan diatas meja saat acara kondangan besar. Bedanya, untuk penghangat makanan katering hanya ada satu lubang bulatan besar, bukan "lubang titik" untuk menjaga kekuatan semburan apinya spt di Trangia asli atau palsu ini.  **** hsgautama.blogspot.com

http://hsgautama.blogspot.com/2012/08/portabilitas-kompor-trangia-untuk.html

Senin, 17 Desember 2012

Kring, kring! Goes Sepeda Dari Jakarta Hingga Jogja


Kring, kring! Goes Sepeda Dari Jakarta Hingga Jogja

BANDUNG, FOKUSJABAR : Kring, kring ada sepeda, sepedanya dari Jakarta. Menuju Jojakarta yang goes BikePacker Indonesia.
BikePacker Indonesia adalah komunitas penggemar bersepeda di Jakarta yang saat ini tengah melakukan tur menuju Jogjakarta untuk menyambangi even Jambore MTB Jogjakarta tanggal 16-17 november mendatang.

Foto: Ariez Riza Fauzi – FokusJabar.com
“Kami akan menghadiri acara jambore MTB (Mountain Terrain Bike) di Jogja,” ujar punggawa komunitas BikePacker Indonesia Edy Suratman (49th), Minggu (11/11) saat beristirahat di kawasan batas kota Bandung-Cimahi.
Rombongan ini beranggotakan tujuh orang, Mujianto (38th), Ferdinan (40th) Tio (25th), Ana Mulayana (29th), Basuki (58th), Gauz (40th) dan Edy Suratman (49th). Namun rombongan ini akan membesar karena komunitas sepeda di kota-kota yang dilewati mereka akan bergabung.
“Kami cuma 7 orang, tapi yang lainnya akan ikut bergabung bersama kami saat bertemu diperjalanan,” papar Edy yang juga karyawan BUMN di bawah Departemen Perdagangan.
Komunitas ini memulai perjalanannya dari Jakarta Sabtu (10/11) pagi menuju titik pertemuan pertama di Tugu Kujang Bogor dan beberapa pesepeda dari Tangerang, Bekasi dan Bogor ikut bergabung. Saat menuju Bandung rombongan Edy cs tertinggal karena anggotanya sudah ada yang berusia tua.
“Lebih baik kami tetap dalam satu rombongan menjaga solideritas, biarlah yang muda-muda duluan yang penting kami sampai di Jogja,” papar Edy.
Saat memsuki daerah puncak, kondisi cuaca tidak bersahabat. Hujan turun dengan deras dan suhu udara menukik tajam sehingga perjalanan tidak mungkin dilanjutkan. “Kami istirahat dulu dan diputuskan untuk bermalam di kebun teh ala camping,” ungkapnya.
Edy dan kawan-kawannya memang tidak memasang target yang ketat, perjalanan dilakukan dengan satai untuk menikmati alam sepanjang rute jalan. Jikalau harus menginap diperjalanan untuk menjaga stamina, mereka sudah siap membawa perbekalan lengkap mulai dari tenda, bahan makanan hingga alat-alat masak.
Perjalanan menuju Jogja diperkirakan akan menempuh waktu selama 5 hari. Lokasi awal yang akan didatangi adalah gunung Dieng dan dilanjutkan ke kota jogja.
Edy menambahkan, kegiatan ini tidak ada sangkut pautnya dengan Hari Pahlawan, Sabtu (10/11) kemarin. Menurutnya, kegiatan ini hanya untuk kesehatan saja, terlebih lagi bisa menambah rasa persaudaraan dan menikmati keindahan alam.
“Kami hanya komunitas kecil yang ingin menikmati keindahan alam dan menambah persaudaraan,” pungkasnya.
http://fokusjabar.com/2012/11/kring-kring-goes-sepeda-dari-jakarta-hingga-jogja/