Senin, 22 Oktober 2012

 http://www.bobtrailers.com/trailers/trailers.php
Sekali lagi ttg trailer, spt posting sebelumnya.
Kali ini, produknya dibuat oleh BOB Trailers. Beda "gaya" dengan kompetitornya, sekalipun sama sama memakai roda tunggal tapi ada kapasitas ruang angkut yg lumayan lebar dibagian tengah. Bahkan, roda trailer bisa dikasih shock spring segala. Agak bingung juga, buat apa fungsi shock itu di trailer???? Hehehe, belum nyobain sih, masih menerka nerka saja.


Trailer buat sepeda lazim dipakai oleh pesepeda touring atau adventuring..
Berjalan jauh sambil membawa barang (baju, tools, makanan) dimasukan kesebuah gandengan (trailer) yg menempel dibuntut sepeda.

Disini, memang jarang melihat org melakukan adventuring jarak jauh pakai sepeda sambil menggeret trailer, jadi produk ini termasuk "barang ajaib" yg aneh dimata orang indonesia.

Satu hal yg menyenangkan dari desain ini, adalah trailer ini hanya memakai mono tire atau roda tunggal. Berbeda dengan konsep trailer kebanyakan yang biasanya didesain dengan dua roda, trailer lansiran dari EXTRAWHEEL percaya bahwa efektifitas trailer justru lebih baik dengan roda tunggal. 
http://www.extrawheel.com/

Penulis : hsgautama

Links

Komunitas Bikepacker Republik Indonesia (KBRI)
Website : http://bikepacker-indonesia.com/
KBRI (Komunitas Bikepacker Republik Indonesia)
Facebook Resmi Bikepacker Indonesia http://www.facebook.com/bikepacker.indonesia

bikepacker@groups.facebook.com http://www.facebook.com/groups/bikepacker/
Twitter :
https://twitter.com/bikepacker_id 
https://twitter.com/id_bikepacker
http://www.youtube.com/user/MrBikepacker

Email :   bikepackerindonesia@yahoo.com / bikepackerindonesia@gmail.com

Republik Indonesia : http://www.indonesia.go.id/
http://www.deplu.go.id/?
: http://www.depkes.go.id/
: http://www.bmg.go.id/

Pariwisata :  
http://www.pariwisata.net/
http://www.indonesia.travel/
http://www.indonesia-tourism.com/map/index.html

Peta 
http://www.indonesia-tourism.com/map/indonesia-map.html
http://www.bakosurtanal.go.id/?m=160
http://www.gpsvisualizer.com/
http://www.garmin.com/us/products/onthetrail

Tranportasi : 
http://www.infoka.kereta-api.com/

http://www.jalur259.com/

http://www.palangmerah.org/

Sepeda Jarak jauh : 
http://heinzstucke.com/  
http://www.biciclown.com/ing/index.html

http://www.daisukebike.be/

http://www.kenkifer.com/bikepages/touring/

http://bicycletouring101.com/
http://www.bicyclinglife.com/
http://www.lifecycleadventures.com/


http://www.bikeforums.net/
http://www.crazyguyonabike.com/

Galery :
http://21bikes.com/

Peralatan Touring: 
http://www.oxtailbicycletrailers.com/
http://www.adventurecycling.org/features/ultralightpackinglist.cfm
http://www.faughnan.com/touringbike.html
http://www.xtracycle.com/
http://thetouringstore.com/
http://www.topeak.com
http://arkel-od.com/
http://www.ortlieb.com 
http://www.roadid.com/Common/default.aspx?referrer=3920

lainnya :







http://seat61.com/



Trip Bikepacker Indonesia, jalur Rangkasbitung- Malingping- Bayah-Desa Sawarna- Pelabuhan Ratu-Bogor-Jakarta

Dengan ini dioemoemken :

Trip Bikepacker Indonesia, jalur Rangkasbitung- Malingping- Bayah-Desa Sawarna- Pelabuhan Ratu-Bogor-Jakarta akan dilaksanakan pada tgl 10-12 April 2009.

Perjalanan dimulai pada hari : Jumat, 10 April 2008
Meeting Point : Stasiun Kebayoran Lama
Hari jumat jam 7.00 pagi diharapkan teman2 yang ingin bergabung sudah bisa hadir di stasiun krn kita akan naik kereta pertama ke rangkasbitung.

Untuk mempermudah koordinasi dan komunikasi, mohon teman2 yg berminat ikutan untuk menghubungi saya atau Daus untuk memastikan keikutsertaannya dalam trip ini.

Tidak ada persiapan khusus untuk tim yg berangkat kali ini, karenanya masing2 peserta diharapkan sudah mempersiapkan perlengkapan perjalanannya masing2.

Rundown ringkas perjalanan nanti adalah sbb.:

10 April 2009

7.00 Seluruh tim sudah berkumpul di St Kby Lama
7.30 Berangkat dengan kereta menuju Rangkasbitung
10.00 Tiba di St Rangkas bitung
10.15 Start gowes menuju Gg. Kencana.
11.30 Isoma
13.00 Start Gowes menuju Malingping-lanjut ke Bayah
18.00 Bermalam di Desa Sawarna Kab. Bayah

11 April 2009

9.00 Lanjut gowes menuju Pelabuhan Ratu via Cisolok
13.00 Tiba di Pelabuhan Ratu dilanjut

Di Pelabuhan Ratu tim istirahat dan bermalam lalu lanjut menuju Bogor via Cikidang esok paginya.

12 April 2009

8.00 Gowes menuju Bogor via Cikidang
15.00 Diharapkan sudah sampai terminal Bogor

demikian rundown ringkas untuk perjalanan nanti, kalau ada yg kurang jelas bisa lsg ditanyakan dan bila ada perubahan jadwal akan segera diberitahukan.
rundown ini bs saja berubah saat diperjalanan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi nanti.

By : hwarakaduh <hwarakaduh@yahoo.com>





Pannier Bag

Barang satu ini mungkin tidak popular disebut disini.
Tapi jika dikatakan: kantong besar untuk sepeda pak pos, barulah ngeh.
Pannier bag, adalah semacam tas atau kantong yang dipakai disepeda atau sepeda motor. Gunanya tentu saja untuk menyimpan barang.

 
Pannier bag atau tas sepeda ada beberapa jenis.
Paling umum dijumpai adalah kantong kecil yang disangkutkan tepat dibelakang tempat duduk (sadel) sepeda, lazim disebut tail bag, saddle bag, atau caradice bag.
Bentuknya kecil dan tersedia dalam berbagai size.  Nyaris semua pemain sepeda memakai ini. Karena kecil, maka isinya paling banter hanya  dompet, HP, utility tools, dan kunci pengaman atau lampu sepeda.  
Tas kecil ini perlu ada disangkutkan disana, karena biasanya celana sepeda (cyclist pants) tidak mempunyai kantong ekstra buat menyimpan barang.

 
Jenis pannier yg lain adalah diletakan dibelakang sepeda, bentuknya besar. Inilah yang dikenal sebagai “kantong pak pos”. Sejarahnya memang berasal dari sana. Dan jauh sebelum era “bike for fun and sport”, kantong besar ini juga disangkutkan didekat pelana kuda.
Belakangan ketika muncul sepeda genjot dan sepeda motor, kantong ini juga dipakai dengan modifikasi tertentu seperti dimensi volume serta bahan materialnya yang makin bagus.  Ringan, kuat, muat banyak barang, dilengkapi dengan scotlite untuk keamanan dijalan, dan kedap air.
Tas semacam ini jarang dipakai oleh pesepeda disini.  Untuk meletakan disana dibutuhkan penyangga besi atau alumunium, mirip tempat duduk boncengan.  Bagi bikers yang hanya menggenjot sepedanya diakhir pekan, pemakaian kantong ini tidak dirasa  perlu. Biasanya, jika ingin melakukan touring jarak jauh barulah mereka memasang tas ini dibelakang sepeda. Dari sini, lantas pannier ini juga disebut: touring bag.

Selain diletakan dibelakang, pannier bag juga diletakan distang dan diatas roda depan.  Jenis kantong ini adalah pengembangan untuk akses memuat barang lebih banyak bagi pesepeda touring. 

 

Di Jakarta agak sulit mencari pannier bag. Mereka biasanya hanya menjual tail bag untuk disadel tempat duduk. Untuk tas pannier size besar dibelakang, roda depan, serta stang, agak susah mencarinya.  Memakai pannier bagi pesepeda touring adalah wajib mengingat punggung manusia tidak akan kuat menanggung beban ransel yang diisi barang2 yang berat sambil menggenjot puluhan kilometer. Daripada lekas capek, maka memakai panniers adalah cara paling tepat untuk menghemat tenaga.
Link: 

Foto: Arkel panniers/ HSG 


HSG
"keep rolling....  "

Heinz Stucke, meninggalkan Jerman 1962 naik sepeda dan tidak kembali

Bisa dibilang, peminat sepeda turing diseluruh dunia kenal dengan nama ini.
Heinz Stucke, mulai membawa sepedanya untuk melakukan perjalanan turing keliling dunia sejak tahun 1962, dan dia TIDAK pernah mau kembali lagi. Terus berjalan diatas sepedanya kian kemari mengelilingi semua negara dan tiap jengkal tanah. Hingga tahun 2009 ini, dia sudah 49 tahun berkeliling dunia memakai sepeda dan melahap 600.000 km lebih perjalanan. Gua curiga dia punya bini ditiap negara, hahahaha.... pantesan betah.
Orang gila ini, adalah salah satu patron model dari semua aliran pecinta sepeda turing.
Ambisinya dan kecintaannya diatas sepeda spt tidak ada matinya.
Link dan foto:
http://heinzstucke.com/  



Facts and Figures 2006-05-24
545,000           km cycled
193                  countries visited
69                    territories, regions, associated states etc. seen
44                    years on the road
80-120             kms per day (when cycling)
40-50               kgs luggage
6                      number of times my bike has been stolen and recovered
4                      car accidents
20                    passports filled
16                    frame breakages
80,000             slides/photos taken
80,000             booklets sold
1940                year of birth
1963                met emperor Haile Selassie
1969                honorary citizenship of Jackson, Alabama
1994                became godfather of Jack Stroud, London
1995/99           Guinness Book record holder (epic journeys)

Daisuke Nakanishi

Sabtu, 2 Mei 2009 | 03:30 WIB

Tubuhnya langsing dan liat dengan warna kulit lebih gelap dibandingkan umumnya orang Asia Timur. Topi tak pernah lepas dari kepala, melindungi wajahnya yang mulai dimakan usia dari terpaan sinar matahari. Namun, ciri paling jelas untuk mengenalinya, adalah setengah lusin tas yang bertumpuk dan terikat bergelantungan di sepedanya.
Berbekal sepeda itu, Daisuke mewujudkan impiannya mengelilingi dunia. Sejak meninggalkan Osaka, 23 Juli 1998, Daisuke mengayuh sepedanya melewati pegunungan bersalju dan gurun tandus, melintasi batas negara dan benua. Tak hanya sekali, sarjana ekonomi lulusan Universitas Osaka ini telah dua kali mengelilingi bumi.

Indonesia adalah negara ke-125 yang disinggahi Daisuke. Saat mendarat di Jakarta, Jumat (24/4), setelah menempuh perjalanan laut selama 27 jam dari Batam, alat pengukur jarak di sepedanya menunjukkan angka 144.165 kilometer. Sejauh itu pula dia mengayuh sepedanya selama hampir 11 (sebelas) tahun.
Buat sebagian orang, yang dilakukan Daisuke adalah ulah orang kurang kerjaan yang mencari sensasi. Tetapi, Daisuke punya alasan sendiri menjalani pilihan hidup yang tidak biasa ini. “Saya suka naik sepeda. Saya senang bertemu orang dan mengenal kebudayaan mereka. Saya bermimpi untuk memiliki satu juta teman di seluruh dunia. Itulah yang saya jalani sampai sekarang,” ujarnya.

Misi Daisuke pun sederhana, yaitu mencari teman sebanyak-banyaknya. Untuk mewujudkan itu, tak jarang dia harus berhadapan dengan situasi sulit yang mengancam jiwanya.
Di Kenya, misalnya, Daisuke terserang penyakit malaria. Beruntung, saat dia terbaring sendirian, pertolongan medis datang tepat waktu. Pada lain kesempatan, di dataran tinggi Patagonia, Amerika Selatan, Daisuke harus bertahan menghadapi embusan angin dingin yang membekukan.
Namun, pengalaman yang paling menakutkan dialaminya adalah saat berkemah di tengah padang gurun di Namibia. Dua hyena berkeliaran di luar tendanya dan baru menyingkir sekitar dua jam kemudian. “Penduduk setempat bercerita, hyena bisa membunuh manusia. Saya takut setengah mati dan hanya bisa duduk terpaku. Senjata saya hanya sebilah pisau kecil yang biasa dipakai untuk memasak. Malam itu saya tak bisa tidur,” katanya.
Beberapa kali Daisuke juga kehilangan miliknya karena dicuri orang, termasuk kehilangan sandal di kapal dalam pelayaran menuju Jakarta. ” Someone stole my sandals on the boat,” tulisnya dalam situs www.daisukebike.be
Semua pengalaman unik itu berawal dari kesukaan Daisuke pada sepeda. Lahir di Kawanishi, kota kecil dekat Osaka, 6 Maret 1970, Daisuke belajar naik sepeda pada usia 10 tahun. Didorong sang ayah, Ikuo Nakanishi; Daisuke mulai bersepeda bersama kakak laki-lakinya hingga Kyoto atau Nara. Kegemaran ini berlanjut pada masa kuliah. Dia bergabung pada klub sepeda di universitas dan kerap berkeliling Jepang. Tahun 1990, Daisuke untuk pertama kali bersepeda di luar negeri, dari Los Angeles ke NewYork,AS, selama 48 hari.
Dalam perjalanan itu, panas terik di tengah Gurun Mojave membuat Daisuke kelelahan dan kehilangan kesadaran. Beruntung, seorang pria yang hanya dikenalnya sebagai Mr.Don melintas dan memberinya minum. Keramahan orang-orang yang ditemuinya di jalan membuat Daisuke ketagihan. Dia pun membuat empat ekspedisi lain mengunjungi 19 negara dan memancang targetnya mengelilingi dunia.
Selepas kuliah tahun 1992, Daisuke bekerja di perusahaan konstruksi selama enam tahun. Setelah berhasil mengumpulkan 50.000 dollar AS dan memesan sebuah sepeda touring, dia meninggalkan Jepang menuju Anchorage, Alaska, untuk memulai perjalanan. Dari Alaska, Daisuke bersepeda ke selatan hingga Peru, kemudian terbang ke Swedia untuk berkeliling Eropa Barat. Dia melanjutkan perjalanan sampai Afrika Selatan, lalu terbang ke Thailand, Australia, dan Selandia Baru, sebelum kembali keAmerika Selatan.
Kali ini Daisuke menetap cukup lama dan mengeksplorasi Amerika Selatan selama empat tahun sehingga membuat dia fasih berbahasa Spanyol. Dari sini dia kembali ke pantai timurAS, disusul Eropa Timur, Afrika Utara, Timur Tengah, India, danAsia Tenggara. Daisuke mengaku bukan perencana yang baik, tetapi selalu menyusun rencana untuk perjalanannya. Rencana perjalanan disusun bermodalkan peta, masukan dari sesama pengeliling dunia, atau warga setempat.
Misi yang sederhana membuat Daisuke tak terlalu berambisi bertemu para pejabat dan orang penting dalam perjalanannya. Namun, dengan bantuan para sahabat baru yang ditemuinya di jalan, dia bisa bertemu sejumlah tokoh, seperti pendaki pertama Everest, Sir Edmund Hillary di Selandia Baru, legenda sepak bola Pele di Brasil, mantan PresidenAS Jimmy Carter, pelari marathon ternama Haile Gebrselassie di Etiopia, dan mantan Presiden Polandia LechWalesa.
Pilihan Daisuke untuk mengelilingi dunia dengan sepeda bukannya tak mendapat tantangan keluarga. Meski mendukung kegemaran anaknya bersepeda, Ikuo kerap meminta Daisuke pulang dan menetap di Jepang. “Ayah bekerja 40 tahun di perusahaan yang sama, jadi mengelilingi dunia dengan sepeda dianggapnya terlalu berisiko. Saya memang tak punya rumah, pekerjaan, dan keluarga. Tetapi inilah impian saya dan saya bisa mewujudkannya. Ini cara saya menjalani hidup. Akhirnya, dia bisa juga menerima,” ujar Daisuke.
Dengan kerja keras dan pengorbanan, Daisuke mampu mewujudkan mimpinya. ”Saya kasihan pada orang yang hanya sekadar menjalani hidup dan tak punya mimpi. Hidup hanya satu kali dan itu harus dimanfaatkan dengan baik,” ujarnya.
Meski demikian, selalu ada akhir untuk semuanya. Setelah bersepeda menuju Yogyakarta dan Bali, Daisuke berencana mengunjungi beberapa negara Asia Tenggara lain, seperti Filipina, Myanmar, dan Laos sebelum mengakhiri perjalanannya tahun ini. ”Bekal saya sudah menipis. Lagi pula, akhir tahun ini ada peringatan 30 tahun Kelompok Petualang Bersepeda Jepang dan mereka meminta saya hadir,” ujarnya.
Setelah impiannya terwujud, apa rencana Daisuke berikutnya? ”Saya belum tahu. Mungkin menulis buku tentang perjalanan ini atau membuat pameran foto yang saya kumpulkan. Tetapi yang pasti saya harus mencari kerja. Setelah itu, mungkin membuat mimpi yang baru,” ujarnya. (Kompas.com)



I'm the King of the Mountain

Mohon jangan negative thinking dulu membaca judul tulisan di atas.
Demi Allah tidak ada maksud sombong dengan mencantumkan judul tersebut.
Ini hanyalah bentuk sebuah luapan emosi kebahagiaan karena impian/cita-cita yang selama ini saya impikan telah tercapai. Semua ini tentu saja atas ridho dan izin-Nya...

Alhamdulillah saya telah berhasil menunaikan misi perjalanan tahun ini: mendaki 5 gunung dengan menyertakan sepeda hingga ke puncak dalam satu kali perjalanan bersepeda....
Hari Minggu pagi (28 Juni 2009) sampe Selasa malam (30 Juni 2009) kemarin, Ciremai yang ganas berhasil saya tembus. Pendakian kali ini memang tidak saya lakukan sendirian. Saya ditemani sahabat saya Beti Timun yang bersedia mendampingi saya untuk menjadi dokumentator dengan membawa handycam. Trims ya Beti Timun.....

Dengan keberhasilan mendaki Ciremai disertai membawa sepeda hingga ke puncak berarti telah 13 gunung yang saya tembus dengan cara seperti ini.......Terima kasih Yaa Allah....
Inilah daftar gunung yang berhasil saya tembus selama ini:
(catatan: semua perjalanan dari Jakarta menuju lokasi gunung hingga kembali ke Jakarta, dilalui dengan mengayuh sepeda...)
1. Gede, Jawa Barat (2004)
2. Rinjani, NTB (2005)
3. Sinabung, Sumatera Utara (2006)
4. Batur, Bali (2007)
5. Ringgit, Jawa Timur (2007)
6. Lawu, Jawa Timur (2007)
7. Wilis, Jawa Timur (2007)
8. Semeru, Jawa Timur (2008)
9. Merapi, Jawa Tengah (2009)
10. Welirang, Jawa Timur (2009)
11. Penanggungan, Jawa Timur (2009)
12. Sindoro, Jawa Tengah (2009)
13. Ciremai, Jawa Barat (2009)

Terima kasih untuk Polygon dan rekan-rekan yang selama ini telah membantu saya untuk menggapai impian ini................
Salam Petualang...!
Cirebon (Hari ke-39 [Rabu, 1 Juli 2009} dalam petualangan di tahun 2009)
http://iwansunter.multiply.com/journal/item/7/_Im_the_King_of_the_Mountain


Trailer buat sepeda lazim dipakai oleh pesepeda touring atau adventuring..
Berjalan jauh sambil membawa barang (baju, tools, makanan) dimasukan kesebuah gandengan (trailer) yg menempel dibuntut sepeda.

Disini, memang jarang melihat org melakukan adventuring jarak jauh pakai sepeda sambil menggeret trailer, jadi produk ini termasuk "barang ajaib" yg aneh dimata orang indonesia.

Satu hal yg menyenangkan dari desain ini, adalah trailer ini hanya memakai mono tire atau roda tunggal. Berbeda dengan konsep trailer kebanyakan yang biasanya didesain dengan dua roda, trailer lansiran dari EXTRAWHEEL percaya bahwa efektifitas trailer justru lebih baik dengan roda tunggal.  
http://www.extrawheel.com/